arymami
  • Home
  • CONTENTS
  • TRAVEL
  • LEARN
  • INTIMACY & SCHIZOPHENIC SOCIETY
  • POEMS
  • NOTES
  • PUBLICATIONS
  • About

words make worlds

merindumu

1/8/2017

Comments

 
Aku merindumu seperti ombak yang lapar melahap pasir putih di pantai
Aku merindumu seperti waktu yg tak mampu berhenti
Aku merindumu sejak sentuhan pertama di lantai diskotik 
Aku merindumu hingga kini
Aku merindumu dg segenap mimpi yg terlipat rapi di sudut hati 
Aku masih merindumu dg setumpuk mimpi yg dipaksa mati
Aku merindumu dg cemburu dan amarah
Bahkan tanpa delusi yg pergi tanpa permisi
Aku merindumu
Sleepless.20170103
Comments

harap

10/14/2016

Comments

 
aku berharap tak pernah mengenal cinta,
gar aku tak tahu bahwa siksanya tak sebanding dengan ekstasenya..
aku berharap tak pernah tahu rasanya hidup,
agar aku tak perlu merasa mati pada tiap hembusan nafasku..
aku berharap tak pernah percaya,
agar aku tak sadar kemanusiaan tak ada..
aku berharap aku tak pernah berani,
agar aku tak perlu melangkah sendiri..
aku berharap aku tak disini,
agar ku tak pernah tahu bahwa aku tiada..
aku berharap ada yang namanya Tuhan,
agar tak perlu kusaksikan hampa di lantunan mantra.. 

tapi aku  tahu, harapan tak pernah nyata.


​Yogyakarta, 20161015


arsip dari: http://fiksiana.kompasiana.com/arymami/harap_58019d09117b61720dbc3cdd
Comments

hilang tanpa kata

10/3/2016

Comments

 
Masih terasa demikian dekat,
Kala senyum menghantar lelap,
Kala genderang rindu masih tereja,
Kala percakapan masih menjadi ekstase melampaui dunia maya,
Kala malam masih menyimpan lipatan mimpi atas esok yang dinanti,
Kala sentuhan dan panggut bibir mengganti dahaga,
Kala hati masih percaya untuk di jaga.
Kala panggilan cinta masih berserat asa.
Kala bersama terasa nyata.

Rindu terasa demikian pekat,
Pada malam dingin yang tak mampu bertemu lelap,
Mengais hangat pada tumpukan kenangan,
Diantara lipatan mimpi patah yang mengejek di sudut ruangan,
Ingin kupanggil cinta berserat asa
Tapi mungkin ia telah beranjak pada dunia yang berbeda -
seiring rasa sayangnya pada hatiku yang lenyap ..
rona jingga tak lagi hidup dalam relungnya.

Sebenarnya aku tahu, meski hati tak ingin tahu. Terlepas dari 'percaya' yang berlahan runtuh kala rasa tak lagi tereja dan ia masih saja mendua.  Entah berpenggangan pada sisa-sisa rasa yang mana.  Ia telah memilih tuk tak menjaga rasa.  Membalutnya dengan tuntutan mengada. Di tengah gamblang manifestasi waktu yg tak dibuat, kabar dan cerita yang tak terdengar, nirketerlibatan atas nama individuasi yang megah, lumatan rindu yang tak pernah tercipta, dan apapun rangkai rasionalisasi diatas rasa. Sayang atas hati dan perasaan telah hilang, secepat pukulan yang bertubi di tengah malam.

Masih terasa demikian dekat,
jingga yang hanyut dalam ekstase hidup yang tak cukup, meski realita menutur lugas "pergi menikahlah dengan dia" sekedar menegaskan cinta tak lagi menyala
Meski masih kudengar 'cinta' walau tak lagi berserat asa




sleepless-denganrinduygtaklagisatu-20161003


arsip dari : http://fiksiana.kompasiana.com/arymami/hilang-tanpa-kata_57f20c3d337a61bb0a982c23
Comments

Silenced Alone

8/9/2016

Comments

 
Picture
​when we’ve never been in the steps of the “minority” - we could never understand
when we’ve never been the “other” - we would never hear
when we’ve never been the “insignificant”- we w
ould never feel the pain
In the voiceless night she stood,
with each broken glass shredded within her chest,
weary tears and dying breath
for every doing she’s done right, does her wrong
for every shelter she’d seek, cast her off
for every love she believed, left her mocked
for every hand she reached out, threw her off
In the stillness of night she stood.
as the cold creeps slowly within her form
what she’d give to hurl up in someone’s arms
but a hug is too much a wish for a silenced soul.
 
 
Yogyakarta.just-the-other.160810
Comments

Merci

4/8/2016

Comments

 
Kun Fayakun

aku memanggilmu semesta
dengan semua cara yang kubisa
ijinkanku miliki malam tanpa airmata
lantang kalahku.. kumohon... kupinta... 
cukupkan semua tanda yang menyandera jiwa
aku tak mampu lebih lama berpura, 
di lantai dansa keelokan neraka.


segenapku bersimpuh dikaki kasihmu semesta
ijinkanku bersandar dalam lelap
lantang lelahku.. kumohon... kupinta...
cukupkan ajaranmu atas ada yang tiada
aku tak sanggup mati tanpa nyawa
di panggung semu dunia fana
segenapku mengais ampunmu semesta 
tanpa doa.. tanpa mantra.. tanpa jiwa.. 
ini aku tanpa apa-apa

ijinkanku lupa gemuruh siksa berbalut cinta
ijinkanku tak merasa luka
dan .. ijinkanku menarik kembali pinta
matiku dalam hidupmu 
hidupku dalam matimu

Kun Fayakun




Pangkalanbun.saatmalammemintaairmata.080416
Comments

Saat doa tak melantun Mantra..

3/15/2016

Comments

 
Bagaimana lagi aku mampu berdiri tegak dijalanmu 
Saat semua cinta merajut mimpi patah
Saat batih enggan bertalian darah
Saat hati harus menyakiti sahabat dalam resah
Saat peran terhimpit realita latah melangkah
Saat semua kartu terpapar kalah
​
Bagaimana lagi aku harus bersimpuh di bawah altarmu
Saat segenap rasa tak mampu mengeja pinta
Saat semua airmata tak sanggup mengujar kata
Saat seutuh raga tlah kehabisan tenaga
Saat seluruh jiwa tak sanggup menghembus asa
Saat ada telah tumpas tanpa makna
Masihkah Kau disana?
Atau seperti yang fana, kau illusi juga.


Yogyakarta.saatlelahtakmengenallelap.110316
Comments

To Choose to Forget

1/29/2016

Comments

 
Why we came to text
You choose to forget 

came with history, of once we called 45-45-10
when I couldn’t barge your privacy with a call 
when time, space, and morality built up walls
when nothing real could be grasp
discourse and conversation is all we had.. and still only has,,
And now we’re fighting over words that should have not been said.
Asking motives why we had to text. 
Blustering reasons far from truth
when we once knew it was the only means
to be connected fulfilled the lightness of being

Connection our being, communication our form
Did you forget darling? Or You choose to forget 

How love became a matter of count
You choose to forget

Irrationality craved its form of objectivity
Objectivity you demand to exist, we came to adhere
As reluctant as we may be
we started with rating which partners came best. 
and stoped at 8, 9, and utopic 10. 
And then a week that came with 7 days
We had to divide, dismiss, and define
we craved with desire darling..
whilst questions and facts clashed and arose 
numbers were learnt to deduct the truth
And now we’re fighting why the objectivity?
Wondering if love became a matter of quantity?

a history of numbers of what define ‘we’
Did you forget darling? Or You choose to forget 

A dream, a promise, a becoming
Of which will you choose to forget?

I’m bursting with the rush to disappear 
For love salvation crumbling away I could not bare
Tanggled I’m in, strapped beyond my being 
Hence even if the slightest promise of us had became one blinded vanity 
Darling... I plead for it’s recall
For love deep crunched the soul, I forgot how to forget.
In love I still believe, wether forget was ever a choice at all. 
Did you forget darling? Or .. 

 


Belakangteras.tremblingheart.28012016
Comments

Pictures on the wall

8/21/2013

Comments

 
Picture
You know.. When words seem to loose power, things just comes to visualize..
And you know what it's like..?
​It's like a framed picture on the wall
That you found so beautiful, and loved every bit of it all
You heed it, cared for it, you cherish it,
It's that beautiful, you start to believe in it

Read More
Comments

Lepas Jam 12 Malam

1/20/2012

Comments

 
​Beberapa cangkir kopi sempurna
Memaksa mata terbuka
Meski tubuh dan otak tak mampu lagi bekerja
Lepas jam dua belas

Mencumbu bayang kalbu diranjangmu
Terlelap terlepas siksa rindu
Kembali aku cemburu pada waktu
Lepas jam dua belas

Denting mimpi bergegas
Bulir biru meranggas
Rentang kala tak berbatas
Lepas jam dua belas



Yogyakarta.Adakah mimpi disitu? Menghias tidurmu?.20012012
Comments

gema jingga

3/1/2011

Comments

 
tumpah rindu. taut cinta. tetes airmata.
bayang gores cerita. masihkah ada, menggema?
atau tiap bayang diri telah kau hapus dengan tubuhnya?

percakapan dialektika. amarah. derai tawa. desis botol, terbuka.
semayam kata. alunan suara. masihkah ada, menggema?
atau tiap cerita telah kau hapus dengan desahnya?

getar dada. bahasa jiwa. lebur makna, tatap mata. hening rasa.
mimpi dunia. Dansa semesta. saput surga. masihkah ada, menggema? 
atau tiap semanyam asa tlah kau hapus dengan hadirnya?

tanya ada tiada. tanpa daya. pahat. pualam. padat tanpa rongga.
bilik dada. yang ada. tak ada. mega-mega dinding jingga, luruh didalamnya.
terhapus tiada jiwa, sudikah kau hapus milikku juga? 




zizekcorner.penutupbulancinta.01march2011
Comments
    Picture

    on the blog

    words along the way.. sometimes only poetry can express reality..

    Featured

    Gema Jingga
    ​

    Archives

    January 2017
    October 2016
    August 2016
    April 2016
    March 2016
    January 2016
    August 2013
    January 2012
    March 2011

    Categories

    All
    Arymami
    Dianarymami
    Dian Arymami
    English
    Forget
    God
    Jingga
    Love
    Mimpi
    Pain
    Pictures
    Poem
    Poems
    Puisi
    Rindu
    The Other

    RSS Feed

  • Home
  • CONTENTS
  • TRAVEL
  • LEARN
  • INTIMACY & SCHIZOPHENIC SOCIETY
  • POEMS
  • NOTES
  • PUBLICATIONS
  • About