arymami
  • Home
  • CONTENTS
  • TRAVEL
  • LEARN
  • INTIMACY & SCHIZOPHENIC SOCIETY
  • POEMS
  • NOTES
  • PUBLICATIONS
  • About

Confidential Minds
​daily notes, fiction, life

Gratitude:Study Journey (2)

7/30/2017

Comments

 
Picture
Mendapatkan gelar doktor. Lalu apa? 
Kala menjalani studi.. ungkapan "normal" yang sering kali terdengar adalah nanti saat kelar, maka kau akan lega, beragam kesempatan baru akan terbuka, doktoral adalah sebuah tiket "lain" kehidupan.. dan tentu saat sampai di sana aku mendapatkan begitu banyak ungkapan selamat dan ratusan pesan apresiasi dapat mencapai titik pendidikan yang masih belum dapat dinikmati semua orang. Banyak nasehat dan pesan yang akan didengar kala berupaya menyelesaikan sebuah tahap pembelajaran. Bagiku, sepanjang berjuang menulis "suara" yang kuanggap perlu didengar, aku hanya membayangkan dan tidak sabar mengungkapkan kelak pada titik kelulusan: "I did it" dengan rasa yang aku asumsikan lega tiada tara.  Aku bahkan telah mempersiapkan berbagai foto perjalanan dengan pose "liberasi" sepanjang aku menulis disertasi, pas untuk sebuah caption :"I did it", suatu ketika nanti. Satu tahap sudah terlewati, sekali lagi. Yeaaay! Seharusnya gembira dan excited! Tapi hingga saat ini, aku hanya mampu menghela nafas panjang.

Rasanya campur aduk. Overwhelmed, mungkin adalah kata yang tepat. Sehingga semua tampak "surreal", memantik introspeksi yang tak sederhana. Surreal.. memahami bahwa setelah lebih dari 20 tahun pendidikan ternyata aku bahkan belum melangkah pada anak tangga pertama sebuah perjalanan akademik. Surreal memahami bahwa setiap tahap baru memang membutuhkan versi diri yang baru. Surreal memahami ada "tugas" berbeda dalam upaya manusia menanusiakan manusia. Surreal menemukan begitu banyak kegembiraan tertuju padaku yang mendadak memantik tanya mendalam tentang bahagiaku. Berasumsi bahwa selama ini ia menjadi bagian dari perjalanan studi dan raihan akademik. Bertanya-tanya apa selama ini aku pernah benar-benar memperhatikannya, atau bahkan apa sudah mulai melangkah meraihnya? Mengupas domino "menuntaskan sebuah janji" mendapatkan "tiket" mendadak meledak keberbagai arah. Cerita untuk lain waktu. 

Kali ini aku hanya ingin berbagi rasa syukur dan terima kasih yang sempat tertuang dalam pengantar disertasi. Sekaligus mengungkapkan rasa syukur dan terimakasih yang tak terhingga buat semua pihak yang mungkin tidak tersebut dan telah bersedia menjadi bagian dari perjalanan ini.   - Yogya.30.07.17


KATA PENGANTAR

Untuk sebuah janji, Limbo dan mimpi-mimpi 

yang tak menyentuh bumi
Masih segar teringat kala upaya menguntai pikiran dalam ratusan halaman harus terpaksa dibuang, atau sekian banyak tulisan yang tidak cukup layak dimasukan. Menuliskan penelitian ini, sebagaimana saya yakin semua mahasiswa yang sedang menuliskan tugas akhir, merupakan sebuah perjalanan panjang yang emosional. Tema pilihan penelitian ini yang demikian rekat di hati juga tidak membantu. Pada awal tahun 2015, saat saya menemukan diri saya terjerat kesedihan dalam kehidupan partisipan penelitian saya, saya kira saya benar-benar sudah salah memilih tema!

Penelitian etnografis dalam mengulik subjektivitas memang memiliki tantangan tersendiri. Menuliskan arus dinamika rasa dengan berbagai analisa, sempat meletakan saya dalam konsekuensi arus-arus kontestasi personal yang sayangnya (bila ada) tidak sempat saya perhatikan dalam beragam kuliah tentang metodologi. Tidak terhitung banyaknya jam berderai air mata, amarah, dan belum lagi deretan penyakit fisik yang sebenarnya bersifat psikosomatis dalam upaya untuk menyuarakan yang “terbungkam”. Tetapi, saya beruntung berada di tengah kumpulan civitas akademika yang luar biasa. Tak henti tim promotor saya meyakinkan setiap kali saya “patah” bahwa yang menjadikan seseorang layak disebut dengan gelar tertentu bukanlah karena sebuah tulisan, namun sebuah proses belajar dalam meraihnya. Sampai pada titik ini, saya baru memahami bahwa pesan itu bukan sekedar jorgan “semangat” namun menegaskan bahwa gelar ini baru awal dari sebuah proses yang masih begitu panjang ke depan. 

Saya bersujud syukur bahwa pengalaman yang saya dapatkan dari penelitian ini bukan sekedar tualang intelektual namun sebuah “pelajaran” tentang kehidupan. Penelitian ini telah membawa saya ke tempat-tempat yang tidak pernah saya duga dan bertemu dengan begitu banyak orang luar biasa; tanpa pamrih bersedia membagi sepotong hidup mereka yang telah “menyentuhku” lebih dari yang mereka tahu.

Kata pertama hingga kata terakhir dalam disertasi ini, tidak akan pernah tuntas tanpa dukungan sosok-sosok imanen dan transenden. Dengan segala rasa syukur, saya ungkapan terimakasih sedalam-dalamnya pada:
  1. Untuk yang tidak terlihat, Semesta dan energi dunia.
  2. Tim Promotor saya, Dr. Wening Udasmoro dan Dr. Rata Noviani yang tak lelah mendorong dan membimbing saya dalam kembara intelektual.
  3. Tim Penilai; Dr. Budiawan, Dr. Dewi Candraningrum, dan Prof. Dr. Faruk HT yang telah bersedia terlibat dalam “mendewasakan” pengalaman serta karya ini.
  4. Tim Penguji; Dr. Budi Irawanto, Dr. Wiwik Sushartami, dan Prof. Heru Nugroho yang bersedia mendorong dan membuka berbagai perspektif baru penelitian ini.
  5. Keluarga batih Ari, yang tanpa mereka aku tidak terlempar disini. Papa Arijanto, Mama Eny Sulistiary, Mbak Ari ‘Mona’ Kamayanti, dan Arinanda ‘Movic’ Pamungkas. Tentu juga Dhanik, Maudy, Damar, Jillan Namira, dan Aziz Ahmad.  
  6. Muhamad Sulhan, untuk dialektika yang tak pernah tuntas dan ribuan hal yang tidak dapat terdefinisikan.
  7. Redik Brasiano, untuk menjadi satu-satu orang yang memahami caraku berpikir, dan Steve N., untuk kemengadaannya dalam hidupku.
  8. Maulin Niam, yang bersedia membagi waktu, ilmu dan tenaga dalam langkah-langkah “krusial” perjalanan ini. 
  9. Budhy Komarul Zaman, yang tanpanya tidak pernah akan ada perjalanan merasionalisasikan rasa dan memantik segala penasaraan dalam telaah cinta.
  10. Para MesisAngels; Syaifa Tania, Mashita Fandia, Lidwina Mutia, dan Mufthi Nurlatifa yang senantiasa bersedia menampung segala sedihku, bahagiaku, dan berjalan bersamaku. 
  11. Keluarga besar Kajian Budaya dan Media, yang sejak perkenalan kita telah membuatku jatuh hati, merasa pulang, dan merasa hidup.
  12. Mereka yang suatu ketika menyentuh, terjalin, berkelindan melipat kenangan dan pelajaran dalam jalan hidupku; Mas Hatta, Ragil ‘Nang’ Gde Pembanyun, Nuktoh ‘Kasan’ Kurdi, Dipa Pragyan Joshi.
  13. Mas Wendratama yang tidak lelah mengajariku tentang bahasa, Mas Dhanan Arditya yang bersedia meluangkan waktu kreativitasnya dan jajaran teman-teman komunikasi 98 yang tidak dapat saya sebut satu per satu.
  14. Mbak Yenni, Mbak Nova, Mas Agus dan jajaran malaikat tanpa sayap yang memungkinkan karya ini sampai pada garis finis.
  15. Para Galaurators, Mas Andy Faizal, Mas Guntur, Mas Ardianindro Yuwono, Mas Edwi, Mas Fajun, Mas “Bams” Sukma Wijaya, Mbak Desi dan Mbak Yusida “Ayus”, teman seperjuangan yang tanpa mereka, doktoral takkan terasa sama.
  16. Keluarga DIKOM UGM, Mbak Rahayu, Mbak Novi Kurnia, Mas Kusridho ‘Dodi’ Ambardi, Mas Adam ‘Levine’ Sukarno, Mas Widodo, Mas Nyarwi, Bang Abrar, Mbak Gilang, Mbak Lisa, Mbak Rajiyem, Mbak Achnia, Mas Irham, Mas Dandit, Mbak Pulung ‘Uci’ S, Mbak Hermin Indah Wahyuni, Mas Ngurah, Mas Syafrizal, Mas Wawan, Mas Subari, Mbak Okta, Mbak Artis, Mbak Fitri, Mas Massageng, Mas Anung, Mas Adi, Mas Anung, Mas Ateng, Mas’ad, Mas Gunawan, dan yang selalu mengajari untuk tegap berdiri “Mas Prof. Nunung Prajarto”.
  17. Jogja Salsa Community! Yang tanpa henti senantiasa menyentakan kembali semangat loyo dan memberikan saput ceria dalam proses penelitian ini.
  18. Mereka yang telah memberikan inspirasi tanpa mereka sadari, Bapak Ong, Bapak Suwarno Serad, Yudhi Hermanu, Mas Peye, Saleh Abdullah, Romo Haryatmoko, terimakasih untuk waktu, pertemuan, percakapan, dan tukar pikiran. Dunia memang memiliki beragam perspektif, pijakan, dan melampaui yang mampu disentuh oleh pengetahuan.
  19. Informan dan partisipan penelitian saya, para penjuang cinta, para pahlawan jiwa, yang telah bersedia berbagi sepotong hidupnya. Anda memberikan pelajaran yang demikian berharga buat saya.
  20. Kelompok bimbingan skripsi yang bersama Anda saya menemukan berbagai semangat baru, pertemanan, dan proses pembelajaran yang menyenangkan.
  21. Semua pihak dan berbagai nama yang sayangnya tidak dapat saya sebut satu per satu dalam proses menyelesaikan karya ini.
 
Terakhir saya ingin ucapkan rasa terimakasih dan permohonan maaf terdalam untuk Mirza Dradjat, jiwa dan nafasku yang tak henti berkata “Ibu bisakah berhenti membaca?” untuk tetap berselimut sabar dan penuh kerjasama.
 
 
 
Yogyakarta, 15 Juni 2017
 
Penulis


Comments
    Picture

    on this blog

    ​Just ordinary day to day notes.. But as we know.. there is nothing normal in this world.

    I'm a dreamer, for life offers only thus. I'm a wanderer, for i believe all possibilities

    ​I'm single, though I'm rarely available. I'm a fiction in the reality of the mind.

    RSS Feed

    Archives

    December 2020
    October 2020
    August 2020
    June 2020
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    May 2019
    April 2019
    January 2019
    July 2017
    June 2017
    March 2017
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    April 2016
    August 2015
    February 2015
    July 2014
    April 2012
    December 2010

    Categories

    All
    Abuse
    Arymami
    Bahagia
    Berserah
    Birthday
    Borneo
    Buku Sejarah
    Camus
    Catatan
    Catatnan
    Cinta
    Coffee
    Death
    Delusi
    Dianarymami
    Eglish
    Extramaritial
    Gender
    Happiness
    Happy
    Heartbreak
    Humanity
    Jingga
    Kalimantan
    Kekerasan
    Kekerasan Seksual
    Kesehatan
    Keterputusan
    Kurban
    Lebaran
    Lelaki Tua
    Life
    Love
    Maaf
    Makna
    Marriage
    Medis
    Melepaskan
    Menghargai
    Menulis
    Mudik
    Note
    Notes
    Operasi
    OR
    Parenting
    Penyakit
    Percakapan
    Pulang
    Rasa
    Relasi
    Relasi Keintiman
    RS
    Sakit
    Sejarah
    Seks
    Single Mum
    Single Parent
    Sisifus
    Sukamara
    Takut
    Tour De RS
    Valentine
    Violence
    Waktu
    Wedding

  • Home
  • CONTENTS
  • TRAVEL
  • LEARN
  • INTIMACY & SCHIZOPHENIC SOCIETY
  • POEMS
  • NOTES
  • PUBLICATIONS
  • About