Malam itu, takbir berkumandang. Memecahkan tembok pertahanan yang sudah seminggu lebih dipasang untuk menekan dalam-dalam lara, kehilangan, dan sedih tak berujung. Mendadak baru sadar, ini Idul Adha.
Sedih itu tumpah. Di tengah seruan takbir yang tak terhindarkan bersenandung di tiap sudut kota. Bumi Mataram turut renta dan lindu. Sepi malam yang dingin digetarkan oleh seruan takbir, saat Ganesha menyapa lembut dari kejauhan; “tidak apa-apa”, memecahkan seluruh pertahanan air mata. Tepat di joglo sepi berhadapan dengan secangkir teh poci, dan mendadak semua tenaga untuk menghisap nikotin terhenti. Terisak kehabisan nafas. Idul Adha, apa yang sudah kau korbankan sahabat? |
on this blogJust ordinary day to day notes.. But as we know.. there is nothing normal in this world. Archives
December 2020
Categories
All
|